Network
Mitra Jakarta - Anomali atau ketidakpastian (variabilitas) iklim yang melanda rupanya dapat memunculkan pontensi bencana. Juga bisa mengurangi efektivitas perencanaan yang telah dibuat.
Analisa itu disampaikan Kepala Pusat Perubahan Iklim Institut Teknologi Bandung (ITB) Djoko Santoso Abi Suroso. Ia menilai ketidakpastian iklim harus diwaspadai.
Baca Juga: Cara Ajarkan Anak Mudah Menghafal Surat Pendek Al-Qur'an
"Faktornya itu tak sekadar perubahan iklim, namun juga ketidakpastian iklim," jelas Suroso.
"Ini justru yang bisa menjadi bencana atau disaster," lanjutnya saat acara Bencana Akibat Perubahan Iklim disiarkan secara daring di Jakarta, Kamis.
Suroso menjelaskan variabilitas iklim dapat memunculkan bencana. Ini karena informasi iklim yang pertama kali diperhitungkan dalam perencanaan dan strategi adalah iklim rata-rata yang bersifat deterministik (proses kejadian yang sudah pasti).
Karena itu, adanya ketidakpastian iklim dapat mengurangi efektivitas perencanaan yang sudah dibuat.
Ia mengatakan secara umum iklim di Indonesia dipengaruhi oleh moonson atau pola embusan angin yang berubah secara periodik dari daratan Benua Asia ke arah daratan Benua Australia dan sebaliknya.
Selain itu, iklim di Indonesia juga dipengaruhi oleh keberadaan pola embusan di sekitar ekuator dan pengaruh-pengaruh lokal lainnya.
Suroso menilai iklim dapat mengalami variabilitas berupa fenomena intra-musim (intra-seasonal), antartahunan (inter-annual), serta antardasawarsa (inter decadal). Ia juga menyebut El Nino dan La nina contoh variabilitas iklim antartahunan.
