Presiden Jokowi Tunjuk Menko Luhut Bentuk Satgas untuk Skema Investasi 'Family Office'

- 2 Juli 2024, 10:35 WIB
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Panjaitan
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Panjaitan /Humas Polda Aceh/

Mitra Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menginstruksikan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan untuk membentuk satuan tugas yang bertujuan merancang dan menyiapkan implementasi skema investasi family office atau pengelolaan dana berbasis keluarga.

“Presiden sudah memberikan arahan, saya diminta tadi untuk menyiapkan task force (satuan tugas) ini dalam satu bulan ke depan,” ujar Luhut sebagaimana dikutip melalui akun instagram resminya, luhut.pandjaitan, Selasa (2/7).

Luhut menyatakan bahwa ada beberapa persiapan yang perlu dilakukan untuk memaksimalkan peluang dari pengembangan Wealth Management Centre (WMC) dengan skema family office.

Ia menekankan bahwa lintas kementerian dan lembaga perlu merumuskan berbagai hal untuk membangun ekosistem WMC di Indonesia, termasuk perancangan sistem perpajakan dan regulasi yang mendukung untuk aset asing, menjaga stabilitas politik dan pemerintahan yang kondusif, menyediakan jasa manajemen aset, serta menciptakan lingkungan bisnis yang mendukung.

"Kita harus memperbaiki banyak sekali harmonisasi regulasi-regulasi kita, yang dalam era sekarang ini, kurang kompetitif,” ujar Luhut.

Luhut juga menekankan bahwa persiapan WMC harus dilakukan dengan cermat. Ia menegaskan bahwa WMC tidak boleh menjadi tempat untuk pencucian uang oleh para pemilik modal.

“Ini sekarang sedang kita garaplah dengan cermat. Tapi kita menghindari pencucian uang,” ujar Luhut.

Luhut menjelaskan bahwa skema family office adalah salah satu cara untuk menarik kekayaan dari luar negeri demi mendukung pertumbuhan ekonomi nasional.

Mengutip data dari The Wealth Report, Luhut menyatakan bahwa Asia diprediksi akan mengalami pertumbuhan ekonomi sebesar 38,3 persen pada periode 2023–2028.

Selain itu, jumlah aset finansial global yang diinvestasikan di luar negara asal juga diproyeksikan akan terus meningkat.

“Nah, ini. Dana yang berseliweran di luar negara-negara maju itu dibilang ada 11 triliun dolar AS yang mereka mau cari tempat nangkring-nya lah, bahasa kerennya gitu,” pungkas Luhut.***

Editor: Riyan Himawan

Sumber: Antara


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah