Mengapa Demam Berdarah adalah Penyakit yang Berbahaya, Berikut Penjelasannya

- 24 November 2023, 16:30 WIB
Demam Berdarah
Demam Berdarah /(Foto: Ilustrasi)

Mitra Jakarta - Demam berdarah adalah penyakit yang virulen, atau sangat toksik dan berbahaya. Hal itu dikatakan Guru Besar Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia Budi Haryanto.

"Demam berdarah adalah penyakit yang virulen, atau sangat toksik dan berbahaya, sehingga penyakit tersebut dapat menembus imunitas tubuh," ujar Budi saat dihubungi ANTARA dari Jakarta, Kamis (23/11).

Budi menjelaskan bahwa nyamuk jenis Aedes aegypti dewasa yang membawa penyakit demam berdarah, biasanya menggigit di pagi dan sore hari dan hidup selama 45 hari.

"Nyamuk betinanya menggigit orang tiga hari sekali. Nah, kalau menggigit orang tiga hari sekali, berarti 15 kali dia punya kesempatan, kalau dari awal dia dewasa terus kemudian dia sudah menggigit penderita yang bawa virus ya, maka dia bisa maksimal 15 kali menularkan ke orang lain gitu," Budi menjelaskan.

Baca Juga: Jangan Sepelekan Sakit Kepala yang Berlangsung Lama Disertai Demam

Lebih lanjut Budi mengatakan, ada sejumlah upaya yang dapat dilakukan oleh masyarakat untuk mencegah demam berdarah, salah satunya adalah dengan memutus mata rantai penyebaran demam berdarah melalui fogging atau pengasapan. Sementara untuk mencegah gigitan nyamuk, masyarakat dapat menggunakan repellant atau obat anti gigitan serangga serta memasang kelambu di tempat tidur bila memungkinkan.

Selain itu, bila dalam 24 jam setelah seseorang dinyatakan positif demam berdarah, rumah sakit harus menghubungi pusat kesehatan masyarakat terdekat dari lokasi rumah penderita untuk kemudian dilakukan penyelidikan epidemiologi.

Petugas didatangkan untuk melakukan survei ke tetangga yang tinggal di sekitar penderita, sebanyak 20 rumah atau 100 meter radius dari rumah penderita tersebut, untuk mencari tahu apakah ada yang mengalami gejala-gejala seperti demam berdarah.

"Nah kenapa 100 meter, karena jarak terbang nyamuk itu 70 meter kalau garis lurus. Itu kalau jaman dulu sebenarnya, Kalau sekarang sudah lebih dari 100 meter," dia menjelaskan.

Halaman:

Editor: Senja Hanan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah