Penyebab Kurs Rupiah Masih Alami Tekanan Pasca Pengumuman Rapat The Fed

- 8 Mei 2024, 14:15 WIB
Ilustrasi - Pegawai menunjukkan mata uang rupiah dan dolar AS di salah satu gerai penukaran mata uang di Jakarta, ANTARA/Indrianto Eko Suwarso
Ilustrasi - Pegawai menunjukkan mata uang rupiah dan dolar AS di salah satu gerai penukaran mata uang di Jakarta, ANTARA/Indrianto Eko Suwarso /

Mitra Jakarta – Pengamat Pasar Uang Ariston Tjendra menyatakan nilai tukar rupiah berpotensi masih mengalami tekanan pasca pengumuman rapat moneter Federal Reserve (The Fed).

“Potensi pelemahan hari ini ke arah Rp16.100 dengan potensi support di sekitar Rp16.000,” katanya ketika ditanya Antara, Jakarta, Rabu.

Seperti diketahui, pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) mencatatkan dua poin penting.

Pertama, The Fed tak mempertimbangkan kenaikan suku bunga acuan AS tahun ini. Artinya, tidak adanya kenaikan memberikan kelegaan ke pasar dan bisa memberikan sentimen positif ke aset berisiko.

Baca Juga: Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dolar AS, Begini Analisa Pengamat Pasar Mata Uang

Kedua, The Fed memutuskan penundaan pemangkasan suku bunga AS karena belum yakin inflasi AS akan menurun ke 2 persen. Indikasi penundaan pemangkasan suku bunga memberikan kekhawatiran di pasar bahwa The Fed bisa tak mengeluarkan keputusan tersebut pada tahun ini.

Kendati ada pelonggaran quantitative tightening (QT) yang membuat imbal hasil obligasi AS menurun, tetapi sikap The Fed dinilai masih menunjukkan ketidakpastian, sehingga berpotensi melemahkan nilai tukar rupiah.

QT merupakan kebijakan moneter yang dilakukan The Fed untuk memperkecil neraca dengan menyusutkan cadangan moneter guna menghilangkan likuiditas atau uang dari pasar keuangan guna menghindari dari terjadinya inflasi. Hal ini dilakukan dengan cara menjual obligasi yang dimiliki bank sentral kepada publik.

“Sikap The Fed masih menunjukkan ketidakpastian. Kalau The Fed masih bingung, (nilai tukar) dolar bakal bolak balik (naik turun),” ungkap Ariston.

Halaman:

Editor: Yulianto

Sumber: Antara


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah