Selain demam tinggi, gejala khas DBD lainnya, yakni sakit kepala parah, nyeri otot dan sendi serta ruam atau bintik merah pada kulit. Pada beberapa kasus, ada yang sampai mimisan dan terjadi pendarahan pada gusi.
Sebagian besar wilayah Indonesia diprediksi mengalami musim kemarau pada Mei hingga Agustus 2024. Pada saat musim kemarau, warga diimbau agar mewaspadai ancaman penyakit DBD.
Baca Juga: Fenomena El Nino Berpotensi Memicu Kenaikan Kasus Demam Berdarah
Hal ini karena meski curah hujan berkurang, tetapi nyamuk aedes aegypti, si pembawa virus dengue, masih bisa berkembang biak.
Kurangnya air mengalir selama musim kemarau dapat menciptakan banyak genangan yang sering luput dari perhatian warga. Kaleng, botol dan bak bekas dapat menjadi sarang ideal bagi nyamuk aedes aegypti untuk berkembang biak.
Adapun data kasus DBD khususnya di DKI Jakarta pada Juni ini tercatat sebanyak 622 kasus atau lebih rendah dari kasus pada April dan Mei lalu. Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Ani Ruspitawati mengatakan pada Maret, data kasus DBD sekitar 2.200 kasus, lalu naik menjadi 3.164 kasus pada April dan 3.019 kasus pada Mei.
"Maret kan 2.200-an, April 3.164, Mei sudah mulai turun masih 3.019, Juni sampai hari ini di 622. Mudah-mudahan trennya turun," ujar dia. ***