Terobosan Out of the Box Diperlukan Agar Polusi Terkendali

- 3 September 2023, 13:15 WIB
Polusi udara yang terus menghantui masyarakat ibu kota. (Antara)
Polusi udara yang terus menghantui masyarakat ibu kota. (Antara) /Twitter

MitraJakarta.id – Ketua Majelis Kehormatan Perhimpunan Dokter Paru Indonesia Prof. Tjandra Yoga Aditama berpendapat, upaya terobosan out of the box sekarang ini lebih diperlukan agar polusi dapat segera terkendali sehingga tak sampai berdampak panjang.

"Dampak jangka pendek yang sudah terlanjur terjadi jangan sampai menjadi dampak jangka panjang yang mengkhawatirkan," kata Tjandra melalui pesan elektroniknya, Minggu (3/9).

Tjandra mengatakan situasi polusi udara saat ini sangat serius apapun standar yang dipakai, termasuk standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Standar WHO sebelumnya menyatakan ambang batas aman konsentrasi particulate matter (PM) 2.5-yang menjadi indikator dalam polusi udara- dalam setahun 15 mikrogram per meter kubik, sementara selama 24 jam tidak melebihi 55 mikrogram per meter kubik.

Baca Juga: Polusi Udara Dapat Memperpendek Usia Harapan Hidup

Lalu, standar batas aman itu diubah menjadi 15 mikrogram per meter kubik untuk rata-rata 24 jam, dan 5 mikrogram per meter kubik untuk rata-rata dalam setahun.

Menurut Tjandra, secara umum baik untuk polusi udara maupun masalah kesehatan lain, maka setiap negara tidak harus 100 persen mengikuti WHO. Masing-masing negara dapat menentukan kriteria sendiri, demikian juga kebijakan kesehatan lain.

"Khusus tentang kadar PM 2.5 versi WHO, maka angka yang dipakai sekarang adalah angka baru. Dengan angka ini, maka sekitar 90 persen anak-anak di dunia terpapar dengan polusi di atas ambang batas WHO," kata dia.

Baca Juga: Waspada Polusi Udara dalam Rumah Ancam Kesehatan Anda, Berikut 6 Cara Mengatasinya

Dia lalu merujuk publikasi AQLI pada 29 September lalu tentang India antara lain menyebutkan tingginya kadar polusi udara 2021 ternyata memberi dampak penurunan rentang usia penduduk New Delhi menjadi lebih pendek 11,9 tahun, apabila digunakan batas aman menurut WHO.

"Analisa lain menunjukkan apabila menggunakan data standar polusi nasional India, maka penduduk New Delhi dapat kehilangan usia harapan hidup selama 8,5 tahun," kata Tjandra menjelaskan.

Sementara itu, Kementerian Kesehatan mengimbau masyarakat untuk tidak menganggap enteng dampak yang ditimbulkan oleh polusi udara seperti pneumonia. Dampak jangka panjang keterpaparan polutan antara lain kanker paru, TB, dan penyakit paru obstruktif kronis (PPOK). ***

Editor: Yulianto

Sumber: Antara


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah