Reog, Kolintang, dan Kebaya Jadi Daya Tarik Wisata Kelas Dunia

- 8 Mei 2024, 17:15 WIB
Kesenian Reog Ponorogo (Dok. ANTARA)
Kesenian Reog Ponorogo (Dok. ANTARA) /

Mitra Jakarta - Pengamat pariwisata Sari Lenggogeni mengatakan kesenian reog, kolintang, dan kebaya berpotensi menjadi daya tarik wisata kelas dunia apabila dinobatkan sebagai warisan budaya Badan PBB untuk Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan (UNESCO).

"Ini sudah fix menjadi destinasi kelas dunia, tetapi atmosfer reog, kebaya, kolintang harus diadopsi dalam ekosistem dan industri pariwisata di dalam destinasi tersebut," ujar Sari saat dihubungi ANTARA, Rabu.

Menurut dia, tiga identitas budaya Indonesia tersebut memiliki esensi daya tarik wisata dengan menghadirkan pengalaman berwisata yang memanjakan aspek penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan aktivitas.

Contohnya kesenian reog memberikan pengalaman wisata yang menonjolkan unsur keindahan visual, suara, dan gerakan kepada wisatawan. Alat musik kolintang menghadirkan unsur visual dan gerak. Sedangkan kebaya memiliki nilai keindahan dan kecantikan berbasis kelokalan.

Baca Juga: Menggali Potensi Wisata Daerah untuk Ungkit Pertumbuhan Ekonomi

Direktur Pusat Studi Pariwisata Universitas Andalas itu juga menjelaskan bahwa reog, kolintang, dan kebaya bukan hanya sebatas budaya yang diwariskan dari masa lalu, tetapi juga memiliki keterkaitan dengan nilai-nilai kontemporer sehingga menjadi identitas budaya yang berkelanjutan.

"Keberadaannya dapat memperlihatkan connecting past, present, and future jadi mendeskripsikan rasa identitas budaya yang keberlanjutan," ujar Sari.

Oleh karenanya, Sari mendorong pengembangan destinasi wisata di daerah asal reog, kolintang, dan kebaya salah satunya dengan lebih menonjolkan ikon dari tiga kesenian tersebut.

"Misalnya pertunjukannya juga ada di hotel, restoran, bandara, dan tempat-tempat point of interest lainnya," tuturnya.

Halaman:

Editor: Yulianto

Sumber: Antara


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah