Network
Mitra Jakarta - Direktur Utama IBL, Junas Miradiarsyah, menyebut adanya peningkatan jumlah penonton di layar kaca pada musim ini. Meski demikian, evaluasi tetap dilakukan.
Adapun beberapa permasalahan yang dialami klub sebelum jeda IBL 2024 menjadi pekerjaan rumah yang perlu diselesaikan bersama.
“Hari ini kami mengadakan owners meeting untuk mengevaluasi bagaimana format home and away berjalan. Seluruh klub sudah menjalani laga home masing-masing, semuanya excited dengan format ini,” ujar Direktur Utama IBL, Junas Miradiarsyah.
“Kami juga membagikan beberapa data. Terutama jumlah penonton yang meningkat di layar kaca dan antusiasme penggemar basket yang langsung hadir di pertandingan,” imbuhnya.
Format home and away membuat klub peserta IBL terpacu meningkatkan fan base masing-masing. Unsur kedaerahaan yang diusung juga membuat industri basket merata di Indonesia.
Sejak dimulai pada Januari 2024, seluruh klub IBL telah menggelar laga home di kota masing-masing. Beberapa tantangan dijalani, tetapi pengalaman menggelar pertandingan mandiri menjadi pelajaran berharga.
“Kami terus belajar. Kemarin saat menggelar laga home pertama, banyak tantangan yang dijalani, tetapi itu harus kami hadapi,” ujar owner Rajawali Medan, Erwin, pada owners meeting IBL, Jumat (16/2).
“Kami percaya dengan format ini, maka industri basket Indonesia bisa semakin berkembang. Kami juga terus berpacu untuk meningkatkan fan base di Medan,” imbuhnya.
Senada dengan pemilik Bali United Basketball Club, Yabes Tanuri, mengakui format home and away meningkatkan semangat klub untuk menyajikan pertandingan lebih baik. Saat ini semua klub berlomba-lomba untuk meningkatkan fan base masing-masing.
“Seluruh klub tentunya akan terus belajar untuk bisa menyajikan pertandingan terbaik. Kami optimistis, format and home and away akan berjalan baik,” ujar Yabes.***
