Rupiah Menguat Seiring Data NFP AS Lebih Rendah dari Perkiraan

- 6 Mei 2024, 14:40 WIB
Ilustrasi - Pegawai menunjukkan mata uang rupiah dan dolar AS di salah satu gerai penukaran mata uang di Jakarta, ANTARA/Indrianto Eko Suwarso
Ilustrasi - Pegawai menunjukkan mata uang rupiah dan dolar AS di salah satu gerai penukaran mata uang di Jakarta, ANTARA/Indrianto Eko Suwarso /

Mitra Jakarta - Analis Pasar Mata Uang Lukman Leong menyatakan penguatan rupiah pada Senin, karena data Non-Farm Payroll (NFP) dan Purchasing Managers' Index (PMI) Manufaktur ISM Amerika Serikat (AS) lebih lemah dari perkiraan.

Pada Jumat (3/5), diketahui bahwa data PMI Manufaktur ISM AS pada April 2024 hanya mencapai angka aktual 49,2, lebih rendah dari perkiraan sebesar 50,0 atau dibandingkan bulan sebelumnya yaitu 50,3.

Begitu pula dengan data NFP April 2024 yang hanya mencapai angka aktual 175 ribu, lebih rendah dari dugaan sebesar 238 ribu atau dibandingkan bulan sebelumnya sebanyak 315 ribu.

Baca Juga: Rupiah Menguat, Berikut Reaksi Pasar Cerna Pernyataan Gubernur The Fed

“Rupiah diperkirakan akan dibuka datar dengan kecenderungan menguat terbatas terhadap dolar AS yang melemah setelah keluarrnya data ekonomi AS yang lebih lemah pada hari Jumat (3/5), yaitu NFP dan ISM,” ungkapnya.

Dia menyatakan bahwa angka NFP dan ISM yang lebih lemah dari prediksi disebabkan oleh kebijakan suku bunga tinggi Federal Reserve (The Fed).

Pada pembukaan perdagangan hari ini, nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS yang ditransaksikan antarbank pada Senin pagi menguat 98 poin atau 0,61 persen menjadi Rp15.985 per dolar Amerika Serikat (AS) dari penutupan perdagangan sebelumnya sebesar Rp16.083 per dolar AS.

Baca Juga: Nilai Tukar Rupiah Merosot, Tunggu Data Inflasi Indonesia

Menurut dia, investor sedang menantikan data Produk Domestik Bruto (PDB) kuartal I-2024 yang akan dirilis pada siang ini oleh Badan Pusat Statistik (BPS). Angka PDB diperkirakan akan terkontraksi sebesar 0,9 persen.

Halaman:

Editor: Yulianto

Sumber: Antara


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah