Rupiah Menguat, Berikut Reaksi Pasar Cerna Pernyataan Gubernur The Fed

- 2 Mei 2024, 12:40 WIB
Petugas memperlihatkan uang pecahan dolar AS dan rupiah di gerai penukaran mata uang asing Dollarasia Money Changer, Jakarta. (ANTARA/Reno Esnir)
Petugas memperlihatkan uang pecahan dolar AS dan rupiah di gerai penukaran mata uang asing Dollarasia Money Changer, Jakarta. (ANTARA/Reno Esnir) /

Mitra Jakarta – Pengamat Pasar Uang Ariston Tjendra menyatakan pelaku pasar masih mencerna pernyataan Gubernur Bank Sentral Amerika Serikat/Federal Reserve (The Fed) Jerome Powell pasca pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) dini hari tadi seiring penguatan rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).

Pada pembukaan perdagangan hari ini, nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS menguat 34 poin atau 0,21 persen menjadi Rp16.225 per dolar Amerika Serikat (AS) dari penutupan perdagangan sebelumnya sebesar Rp16.259 per dolar AS.

“Ada dua poin yang bisa kita ambil dari pernyataan Powell, yaitu The Fed tidak mempertimbangkan kenaikan suku bunga acuan AS tahun ini dan The Fed menunda pemangkasan karena belum yakin inflasi AS akan turun ke 2 persen saat ini,” ujarnya ketika ditanya Antara, Jakarta, Kamis.

Baca Juga: Nilai Tukar Rupiah Merosot, Tunggu Data Inflasi Indonesia

Di satu sisi, lanjutnya, pernyataan soal tidak adanya kenaikan memberikan kelegaan ke pasar dan bisa memberikan sentimen positif ke aset berisiko. Di sisi lain, indikasi penundaan pemangkasan suku bunga memberikan kekhawatiran di pasar bahwa The Fed bisa tak mengeluarkan keputusan tersebut pada tahun ini.

“Hasil The Fed ini mungkin bisa menahan pelemahan rupiah terhadap dolar AS, tapi penguatan mungkin tidak banyak,” ucap dia.

Data-data ekonomi AS yang dirilis semalam juga memberikan hasil yang beragam. Ada yang lebih bagus dari proyeksi seperti data Automatic Data Processing (ADP) Non Farm Payrolls sebesar 192 ribu dari prediksi 179 ribu. Ada pula yang di bawah prediksi seperti data Purchasing Manager’s Index (PMI) versi Institute of Supply Management (ISM) yang sebesar 49,2 dari perkiraan 50,0.

Baca Juga: BBPOM di Jakarta Sita dan Musnahkan Kosmetik Ilegal Senilai Ratusan Juta Rupiah

Meninjau faktor dari dalam negeri, data inflasi bulan April dinilai mungkin bisa memberikan sentimen positif untuk rupiah bila hasilnya masih di kisaran 3,0 persen.

Halaman:

Editor: Yulianto

Sumber: Antara


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah