Tidak Perlu Dihindari, Segini Jumlah Telur yang Aman Dikonsumsi Agar Kolesterol Tidak Naik

- 11 April 2024, 21:30 WIB
Ilustrasi
Ilustrasi /Roni/ Pixabay/

Mitra Jakarta - Setelah bertahun-tahun dokter memperingatkan pasiennya untuk menghindari telur karena takut meningkatkan kolesterol, semakin banyak penelitian yang menyangkal anggapan tersebut.

Orang yang makan 12 butir telur yang diperkaya per minggu memiliki kadar kolesterol yang serupa dengan mereka yang mengikuti pola makan non-telur, demikian temuan sebuah penelitian yang dipresentasikan pada 6 April di Sesi Ilmiah Tahunan American College of Cardiology.

Uji coba ini melibatkan 140 orang dengan penyakit jantung atau berisiko tinggi terkena penyakit jantung, yang secara acak ditugaskan untuk makan selusin telur atau lebih dalam seminggu, atau mengonsumsi kurang dari dua butir telur.

Ketika mereka diikuti selama empat bulan, para peneliti tidak melihat adanya efek buruk pada kesehatan kardiovaskular pada orang-orang yang makan telur setiap hari dan bahkan melihat adanya potensi manfaat dibandingkan dengan mereka yang tidak makan telur, kata Dr. Nina Nouhravesh, penulis utama dan a rekan peneliti di Duke Clinical Research Institute di Durham, North Carolina.

“Konsumsi 12 butir telur yang diperkaya per minggu tidak berdampak negatif terhadap kolesterol mereka,” kata Nouhravesh seperti dilansir dari TODAY.com.

Resistensi insulin membaik pada mereka yang makan telur setiap hari, demikian temuan studi tersebut. Orang yang berusia di atas 65 tahun dalam kelompok ini bahkan mengalami peningkatan kolesterol HDL “baik” dan kolesterol “jahat” LDL turun.

Para peneliti meminta para peserta untuk mengonsumsi telur yang diperkaya – yang mengandung lebih banyak asam lemak omega-3, yodium dan vitamin D, B dan E, serta lebih sedikit lemak jenuh dibandingkan telur biasa – karena telur tersebut mungkin menawarkan profil yang lebih sehat, catat Nouhravesh.

Hal ini dapat dicapai dengan jenis pakan yang diterima ayam. Telur yang diperkaya banyak tersedia di supermarket, namun harganya lebih mahal dibandingkan telur biasa, tambahnya.

Studi ini belum dipublikasikan dalam jurnal peer-review. Hal ini didanai oleh Eggland’s Best, namun hal itu tidak mempengaruhi hasilnya, kata Nouhravesh.

Halaman:

Editor: Syahroni

Sumber: today.com


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah