Network
Mitra Jakarta - Skrining otak secara rutin sangat dianjurkan agar kesehatannya tetap terjaga. Juga sebagai langkah pencegahan terhadap aneurisma
Dr. Ande Fachniadin, Sp.BS mengatakan melakukan skrining otak secara berkala sangat penting. Ini agar terhindar dari aneurisma adalah penting.
Baca Juga: Polairud Maluku Tanam 2.000 Bibit Mangrove Peduli Lingkungan Pesisir
"Jika terdapat pembuluh darah yang sudah berbentuk balon, sebaiknya ditutup agar tidak terjadi pecah di masa mendatang," ujar Dokter spesialis bedah saraf dari Kelompok Staf Medis Bedah Saraf Rumah Sakit Umum Pusat Nasional dr. Cipto Mangunkusumo itu.
Aneurisma adalah penggelembungan pembuluh darah pada otak yang dapat dialami siapa saja, terutama yang punya riwayat keluarga terkait masalah itu. Ande menegaskan orang berusia 40-an saat ini juga beresiko terkena aneurisma.
Meskipun tidak sepopuler penyakit jantung dan stroke, Ande mengingatkan aneurisma dapat berakibat fatal dan seringkali tidak menunjukkan gejala. Itu sebabnya pemeriksaan otak secara rutin dianggap sangat penting.
Lulusan pendidikan spesialis bedah saraf di Universitas Indonesia itu menyatakan seseorang sangat perlu memperhatikan kesehatannya ketika berusia 30 tahun.
Skrining besar, misalnya dengan metode pencitraan magnetik resonance imaging (MRI) pada kepala bisa dilakukan ketika berusia 30 tahun dan diulang pada usia 40 tahun.
Skrining otak dapat menggunakan pemindaian tomografi terkomputasi (CT scan) untuk gambar dua dimensi otak dan pembuluh darah yang lebih jelas.
