Studi: Mengganti daging dengan Protein Nabati Turunkan Kolesterol Jahat Hingga 10 Persen

- 12 April 2024, 06:00 WIB
Ilustrasi
Ilustrasi /Roni/ Pixabay/

Mitra Jakarta - Mengganti daging dengan mikoprotein (protein yang terbuat dari jamur) dapat membantu menurunkan kolesterol jahat sebesar 10%, berdasarkan hasil studi baru selama empat minggu.

Para peneliti membandingkan penurunan tersebut dengan manfaat beralih ke pola makan Mediterania, yang lebih menyukai biji-bijian, buah-buahan, sayuran, kacang-kacangan, dan lemak sehat.

“Studi laboratorium sebelumnya, di mana semua makanan yang dimakan dikontrol dan konsumsi alkohol dan kafein diatur, dengan jelas menunjukkan bahwa konsumsi mikoprotein setiap hari mengurangi kolesterol jahat,” terang Dr. George Pavis, peneliti pascadoktoral Universitas Exeter yang memimpin penelitian tersebut dalam pernyataannya dikutip dari New York Post.

“Tetapi ini adalah studi pertama yang mengeksplorasi dampak intervensi pola makan seperti itu di dunia nyata, yang dilakukan di rumah, di mana partisipan tidak dibatasi dalam hal apa pun yang mereka konsumsi atau lakukan,” tambahnya.

Dalam penelitian ini, 72 orang dewasa yang kelebihan berat badan dan kolesterol tinggi dibagi menjadi dua kelompok. Tiga puluh sembilan peserta menerima produk daging dan ikan untuk dimakan sebagai bagian dari makanan rutin mereka, sementara 33 orang diberikan mikroprotein merk Quorn.

Mereka yang mengonsumsi 180 gram Quorn – lebih dari setengah kantong 12 ons daging tanpa daging, misalnya – setiap hari mengalami penurunan kadar glukosa darah sebesar 13% dan penurunan konsentrasi C-peptida rata-rata sebesar 27%. Kadar C-peptida yang tinggi dapat mengindikasikan diabetes tipe 2.

Mereka juga melihat penurunan kadar kolesterol jahat sebesar 0,3 milimol per liter dalam waktu kurang dari sebulan.

Penurunan kolesterol jahat sebesar 0,39 milimol per liter telah dikaitkan dengan penurunan risiko penyakit jantung dan peredaran darah sebesar 25% seumur hidup.

Para peneliti, yang karyanya diterbitkan pada bulan Januari di jurnal Clinical Nutrition, mengatakan penelitian lebih lanjut harus memeriksa apa yang terjadi ketika Quorn dikonsumsi dalam jangka waktu yang lebih lama.

Halaman:

Editor: Syahroni

Sumber: NY Post


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah