Network
Mitra Jakarta - Salah satu gangguan kesehatan yang kerap terjadi saat pancaroba menuju musim hujan adalah pilek. Namun, harus bisa membedakan mana yang akibat infeksi atau karena alegri.
Dr.dr. Nina Irawati, Sp.THT-BKL, Subsp.A.I(K) membahas mengenai penyakit berupa pilek alergi yang kerap meningkat kasusnya pergantian musim. Dia menyebut itu hanya bentuk respon tubuh.
Baca Juga: Apakah Penderita Diabetes Bisa Sembuh? Ini Kata Dokter
Nina menegaskan pilek alergi pada dasarnya merupakan kondisi peradangan kronis pada hidung setelah adanya paparan dari alergen seperti tungau, debu rumah dan serbuk sari.
Bisa juga karena bulu hewan peliharaan, bahkan perubahan suhu seperti yang tengah berlangsung di masa perubahan musim.
"Biasanya menunjukkan beberapa gejala seperti hidung berair, ada cairan yang encer dan bening, bersin berulang-ulang, rongga hidung yang mampet," kata Nina saat diskusi secara daring di Jakarta.
"Serta kerap menyebabkan rasa gatal pada hidung. Ini biasanya terjadi karena paparan alergen itu," lanjut Konsultan Divisi Telinga, Hidung dan Tenggorokan (THT) Alergi Imunologi dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) itu.
Nina menyatakan reaksi pilek alergi berbeda dengan selesma yang juga merupakan infeksi pada hidung namun biasanya terjadi akibat menurunnya daya tahan tubuh.
Selain penyebab, hal lain yang membedakan pilek alergi dan selesma adalah durasi yang dialami oleh penderita.
