Menangkap Segudang Peluang pada Tahun Politik 2024

- 15 Desember 2023, 13:10 WIB
Pengendara melintas di dekat bendera parpol yang terpasang di pembatas jalan kawasan Tebet, Jakarta, Senin (17/7/2023). ANTARA/Indrianto Eko Suwarso
Pengendara melintas di dekat bendera parpol yang terpasang di pembatas jalan kawasan Tebet, Jakarta, Senin (17/7/2023). ANTARA/Indrianto Eko Suwarso /

Mitra Jakarta – Pemilihan Umum 2024 tak terasa tinggal dua bulan lagi, yakni pada 14 Februari 2024. Di balik hajatan akbar perhelatan politik elektoral ini, ada segudang peluang bisnis yang bisa diraih. Momen politik ini juga akan memberi kontribusi pertumbuhan ekonomi nasional.

Tak hanya menjadi momen pemilihan presiden dan wakil presiden, pesta rakyat tersebut juga menjadi momen pemilihan anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Dewan Perwakilan Daerah (DPD), Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi, dan DPRD Kabupaten/Kota.

Dengan banyaknya pemimpin rakyat yang akan dipilih, maka momen Pemilu 2024 berpeluang memberikan pengaruh yang signifikan kepada perekonomian Indonesia melalui peningkatan ekonomi pemilu.

Pada peningkatan ekonomi pemilu, dampak hajatan politik ini terhadap pertumbuhan ekonomi terbagi dua, yakni dampak langsung berupa meningkatnya konsumsi Pemerintah, sedangkan dampak tidak langsung berupa konsumsi Lembaga Non-Profit yang Melayani Rumah Tangga (LNPRT) dan konsumsi rumah tangga.

Berkaca pada pemilu serentak perdana pada 2019, dampak langsung berupa meningkatnya konsumsi Pemerintah terlihat dari realisasi bantuan sosial triwulan I-2019 yang meningkat hingga 106,62 persen menjadi Rp36,97 triliun dibanding Triwulan I-2018 (year-on-year/yoy) yang sebesar Rp17,89 triliun.

Baca Juga: Ada Rekayasa Lalu Lintas Saat Deklarasi Kampanye Damai Pemilu 2024 Hari Ini, Begini Panduan Rutenya

Nilai tersebut merupakan yang tertinggi dalam 5 tahun terakhir, bahkan belum pernah di kuartal pertama realisasi bantuan sosial mencapai lebih dari 30 persen dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Adapun kala itu telah mencapai 36,97 persen dari alokasi APBN senilai Rp224,41 triliun.

Peningkatan signifikan juga terlihat pada pertumbuhan keseluruhan belanja Pemerintah saat masa pemilu 2019, yakni pada Triwulan II yang tumbuh 8,24 persen (yoy), yang merupakan pertumbuhan tertinggi belanja pemerintah dibanding triwulan lainnya.

Sementara untuk dampak tidak langsung berupa konsumsi LNPRT, perusahaan riset Nielsen mencatat belanja iklan selama Triwulan I-2019 didominasi oleh kategori Pemerintah dan organisasi politik dengan pertumbuhan Rp2 triliun atau 11 persen.

Halaman:

Editor: Yulianto

Sumber: Antara


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah