Alasan Orang Tua Jangan Banyak Kritisi Anak saat Eksplor Seni

- 2 Mei 2024, 17:20 WIB
Anggota komunitas Yuk Belajar Seni mengajari anak-anak bermain wayang rumput saat kegiatan Hari Bebas Kendaraan Bermotor atau Car Free Day (CFD) di Solo, Jawa Tengah, Minggu (21/4/2024). ANTARAFOTO/Maulana Surya. (ANTARA/Maulana Surya)
Anggota komunitas Yuk Belajar Seni mengajari anak-anak bermain wayang rumput saat kegiatan Hari Bebas Kendaraan Bermotor atau Car Free Day (CFD) di Solo, Jawa Tengah, Minggu (21/4/2024). ANTARAFOTO/Maulana Surya. (ANTARA/Maulana Surya) /

Mitra Jakarta - Psikolog klinis anak Reti Oktania menyebut orang tua jangan banyak mengkritisi anak yang sedang mulai mengeksplorasi kemampuannya di bidang seni agar tidak menghalangi kreativitasnya.

"Kalau orang tua mendampingi anak berkreasi itu perlu untuk kita notice, tapi tidak mengkritisi jadi kalau dilihat anak mulai berkarya, support saja," kata Reti saat ditemui media di acara penghargaan Toyota Dream Car Art Contest (TDCAC) ke-17 di Taman Lalu Lintas, Bandung, Jawa Barat, Kamis.

Psikolog lulusan Universitas Indonesia ini mengatakan seringkali orang tua memiliki ekspektasinya sendiri bahwa kemampuan anak harus bagus dan tidak jarang mengkritik karya anak.

Untuk anak di bawah 14 tahun, Reti mengatakan orang tua perlu memberikan kesempatan kepada anaknya untuk eksplorasi di berbagai bidang baik seni maupun bidang lainnya.

Baca Juga: Isu Lingkungan Melalui Karya Seni Dapat Menjadi Ekspresi bagi Anak-anak

Anak bisa mencari inspirasi dari mana saja mulai dari yang terjadi di sekelilingnya hingga media digital sebagai media referensi mereka.

Seni juga bisa menjadi terapi untuk anak yang tidak percaya diri mengekspresikan perasaannya melalui kata-kata sehingga saat dewasa bisa menghindari anak dari gangguan kesehatan mental.

"Seni memang punya unsur terapi, jadi ada perasaan emosi yang tidak bisa kita ungkapkan bisa kita salurkan lewat karya, dengan seni atau tulisan, dengan berkarya setidaknya membuat kita lebih tenang dan menyalurkan perasaan yang memang tidak bisa disampaikan dengan kata-kata," katanya.

Baca Juga: Stres Saat Anak-Anak Dapat Tingkatkan Risiko Penyakit Jantung Kala Dewasa

Halaman:

Editor: Yulianto

Sumber: Antara


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah