Menurut Windy, bahan baku produk Flashy didapatkan dari pusat Kota Bandung, seperti daerah Jalan Tamim, Jalan Otto Iskandardinata, dan Jalan Cigondewah.
Pengerjaan produk Flashy juga masih dipercayakan kepada para penjahit asal Bandung.
"Jadi, produknya boleh terus dikembangkan untuk mengikuti tren terbaru, tapi signature Flashy itu harus dijaga, sehingga ini memberikan keunikan dan bisnisnya akhirnya terus berkembang," kata Windy.
Berkat kepiawaian dalam memanfaatkan peluang-peluang yang hadir pada era digital, Flashy yang dirintis pada masa krisis moneter dengan modal Rp500.000 telah berkembang menjadi bisnis beromzet hingga Rp5 miliar dalam setahun. ***