Kemenperin Sebut Hilirisasi Industri Hutan Tingkatkan Investasi

- 1 September 2023, 17:10 WIB
Direktur Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian Putu Juli Ardika.
Direktur Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian Putu Juli Ardika. /(Kementerian Perindustrian)

MitraJakarta.id - Kinerja industri hilir berbasis hasil hutan dapat dilihat dari variabel nilai ekspor, serapan tenaga kerja, dan pertumbuhan investasi. Hal itu diungkapkan Direktur Jenderal Industri Agro Kemenperin, Putu Juli Ardika.

"Di sisi investasi terjadi peningkatan untuk industri hilir berbasis hasil hutan sejak 2015-2022. Pada tahun 2015, investasi industri hilir berbasis hasil hutan sebesar Rp16,5 triliun, dan meningkat signifikan menjadi Rp43,97 triliun pada 2022," katanya dalam keterangan di Jakarta, Jumat (1/9).

Pada tahun 2022, kinerja ekspor industri hilir berbasis hasil hutan mencapai 15 miliar dolar AS, dengan impor senilai 4,68 miliar dolar AS.

Di sisi ketenagakerjaan, tercatat sebanyak 2,83 juta orang tenaga kerja terlibat di industri berbasis hasil hutan. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), angka tenaga kerja tersebut meningkat jika dibandingkan dengan jumlah tenaga kerja di industri tersebut tahun 2015 dan 2019, berturut-turut sejumlah 543 ribu dan 2,76 juta orang.

Pengembangan industri hilir berbasis hasil hutan mulai dilakukan pada dekade 1980-an dengan produksi dan ekspor kayu lapis.

Hingga saat ini, komoditas hutan Indonesia telah menghasilkan produk-produk kualitas ekspor, di antaranya woodworking (kayu gergajian, komponen bangunan, bangunan prefabrikasi), panel (veneer, kayu lapis, barecore, Medium Density Fiberboard (MDF)), kayu laminasi, pelet kayu (wood pellet), furnitur, pulp, kertas, serta viscose yang merupakan bahan baku untuk produksi benang rayon.

Saat ini, hilirisasi industri kayu olahan yang sedang berkembang adalah industri pelet kayu yang berbahan baku dari serbuk kayu, baik dari kayu berkalori tinggi maupun dari limbah serbuk kayu atau biomassa.

Kayu atau chip kayu memiliki produk hilir dengan diversifikasi cukup luas, salah satunya pulp dan kertas. Industri pulp dan kertas Indonesia dapat memproduksi hampir semua jenis kertas, mulai dari kertas budaya, kertas berharga, kertas khusus, kertas industri, kertas lainnya, dan barang-barang dari kertas.

Adapun saat ini sedang dibangun industri paperboard dengan kapasitas terpasang 1,2 juta ton/tahun, yang akan ikut memasok kebutuhan containerboard dunia yang mencapai 192 juta ton, dengan 49,5 persen atau 95 juta ton kebutuhan di antaranya berasal dari Asia dengan total nilai investasi sebesar Rp33,4 triliun.

Halaman:

Editor: Senja Hanan

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah